Bukitttinggi--Mimpi besar pengurus yayasan Al-ishlah Bukittinggi nampaknya akan segera terjadi tidak lama lagi, sekitar tahun 1987 beberapa pemuda yang tergabung dalam Remaja Mesjid Raya Bukittinggi bersepakat mendirikan yayasan pendidikan yang kala itu hanya baru dimulai dengan mendirikan sekolah Taman kanak-kanak Islam, sengaja yayasan dinamakan Al-ishlah karena melihat kondisi saat itu yang sangat membutuhkan perbaikan (Ishlah), maka dinamakanlah yayasan tersebut dengan Al-ishlah.
Pada saat ini yayasan tersebut telah berkembang sangat pesat, di Samping Taman Kanak-Kanak, sudah ada SD Islam Terpadu, SMP Islam Terpadu bahkan SMA Islam Terpadu, hal ini sangat menggembirakan sekali karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas, akan lahirnya cendekiawan-cendekiawan yang berwawasan Islam pada masa yang akan datang.
Pada Jumat 24 Maret yang lalu khusus SMP IT Al-ishlah mengadakan Camp Tahfizh yang dibuka langsung oleh Wakil Walikota Bukittinggi H. Marfendi, Dt. Basa Balimo, yang dihadiri juga oleh pengurus yayasan Al-ishlah, kepala sekolah, para guru dan wali murid yang mengantarkan anaknya untuk di camp kan di hotel Campago Resort Bukittinggi. Camp Tahfiz yang rencananya akan dilaksanakan sejak tanggal 24 sampai 29 ini diikuti oleh 50 orang peserta dari murid SMP IT Al-ishlah, dengan target minimal hafalan 1 juz Alquran selama masa camp.
“Banyak siswa-siswi yang ingin sekali mengikuti camp tahfiz ini, namun karena pertimbangan tenaga ajar dan demi efektifitas, kita hanya menampung 50 orang saja siswa–siswi kelas akhir di SMP IT Al-ishlah untuk mengikuti camp tahfiz ini” ujar Kepala sekolah Ustazah Desmanita.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Allah, Menteri Agama
|
Dalam sambutannya Marfendi menjelaskan bahwa Alquran itu adalah syifa (obat) yang ada di dada kita, penenang jiwa dan penentram hati, siapa yang hatinya tenang dan tentram pasti otaknya cerdas, makanya tidak heran, juara-juara yang ada di sekolah-sekolah Islam terpadu adalah siswa-siswi yang hafalannya terbanyak. Sangat banyak keuntungan bagi orang-orang yang hafal Alquran disamping ketenangan jiwa sebagaimana yang dijanjikan Allah tersebut.
“Bagi penghafal Alquran bisa meneruskan study di SMA di Sumatera Barat dengan jalur prestasi, dan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia sudah ada kebijakan bagi penghafal Alquran bisa memilih jurusan yang disukai tanpa pengikuti test masuk Perguruan Tinggi” Ujar Marfendi.
Marfendi berterimakasih sekali kepada SMP IT Al-ishlah yang telah memprakarsai camp tahfiz di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, berharap ke depan akan tampil anak-anak muda milenial yang cinta Al-quran, yang selalu melantunkan Al-quran di mana mereka suka, karena Alquran sudah ada dalam kepala mereka, tanpa harus membuka lagi kitabnya, semoga aktifitas ini menginspirasi masyarakat Sumatera Barat khususnya Bukittinggi untuk bisa dekat dan menghafal Alquran.
“Setelah anak-anak dan juga masyarakat kita mencintai Alquran, dan kemudian menghafalnya, menjadikannya ada di hati mereka, tinggal ke depannya kita mencarikan cara agar mereka memahaminya, memahami itu tidak terlalu sulit lagi kalau kita sudah menghafalnya, sehingga suatu saat kita akan melihat masyarakat kita akan menerapkan nilai-nilai Alquran di tengah kehidupan mereka, saat itu janji Allah dalam Alquran insya Allah akan terjadi
Baca juga:
Wawako Solok Resmikan Mushala Al Hijrah
|
“Kalaulah penduduk suatu daerah beriman dan bertaqwa, maka Kami akan bukakan keberkahan dari langit dan bumi”, maka waktu itu Bukittinggi akan menjadi sejahtera” Papar Marfendi.
Perlu kita sadari tidak lama lagi anak-anak kita yang sekarang berumur 14 tahunan di SMP IT Al-ishlah ini akan mejadi orang-orang besar yang akan memimpin bangsa ini, untuk itu kita harus mempersiapkan mereka dari saat ini, dan modal utama yang harus mereka miliki adalah Iman dan Taqwa yang selalu dibimbing oleh nilai-nilai Alquran yang telah mereka hafal.
“Ananda yang sekarang berumur 14 tahun insya Allah 20 tahun lagi jadi walikota Bukittinggi, karena walikota kita saat ini dilantik jadi walikota pada umur 34 tahun, dan insya Allah 13 tahun lagi jadi Bupati Dharmasraya, karena waktu St. Riska dilantik jadi bupati Dharmasraya umur beliau saat itu 27 tahun, Encik Rahmah Elyunusiah mendirikan Diniyyah Putri, sekolah putri berasrama pertama di dunia pada umur 23 tahun, Rasuna Said dibuang Belanda ke semarang pada umur 22 tahun, dan teman sekelasnya
Rasimah Ismail yang juga dibuang belanda ke Pekalongan saat itu berumur 21 tahun, keduanya adalah murid Encik Rahmah Elyunusiah di Diniyyah Puteri Padang Panjang” Pungkas Marfendi.(LindaFang).